KABUPATEN TOLI-TOLI

Untuk sebagian dari mereka yang saat ini pergi terlalu jauh,hanya sekedar mengingatkan rasa tentang memiliki,dan untuk kalian yang mungkin belum menyadarinya, ada sebuah tempat penuh memori dimana kau pernah menginjakkan kaki,berjalan,berlari,dan bermain kesana kemari tanpa peduli waktu hujan ataupun panas bahkan badai sekalipun, sebuah tempat dimana mimpi-mimpi kecil mulai diciptakan dan dirancang, yang mungkin sebagian dari kalian saat ini tengah menempuh perjuangan untuk menggapainya, tempat dimana permainan-permainan tradisional yang kita mainkan saat itu terasa seperti sebuah kompetisi besar dalam menaklukan dunia. bercanda,tertawa,bahagia,suka dan duka,sebuah perkelahian kecil antar teman sebaya atau persaingan karena rasa iri entah dari mana asalnya dan tidak ada untungnya.sebuah tempat yang dahulu tak pernah kau berfikir untuk meninggalkannya. akan kusebutkan beberapa nama yang saat ini masih kuingat dan mungkin terparti dalam sanubari jiwa dan ragaku yang pernah menghabiskan waktunya menemani masa kecilku itu seperti
Agung, Obi, Uki, Afdal, Fahri, Cici, Liatun, Pian, Dimas, Ending, Bobby, Teddy, Sahnil, Guntur, Iya,Dan masih banyak lagi yang mungkin lupa kusebutkan namun tetap menjadi bagian dari kenangan indah teman bermain masa kecilku.
Baolan, adalah nama daerah dari kecamatan dimana aku tumbuh menjadi seorang anak remaja, Tueley,adalah tempat dimana aku dilahirkan . dan Nalu adalah pusat dimana aku membangun markas kecil dalam permainan yang setiap hari aku lakukan. ada pantai yang selalu aku datangi dikala gundah,lapangannya pian adalah sebuah lapangan bermain yang terletak di sebuah halaman rumah ditengah beberapa rumah yang memgelilinginya tempat dimana kami sering bermain hingga lupa waktu, dari permainan-permainan sederhana seperti cur tendang bola, bermain kasti, bermain kejar kejaran ambil benteng, bermain tembak tembakan kayu, bermain enggrang, membuat bola-bola tanah,tutup mata dan lain sebagainya. Banyak sekali kenangan yang dapat diingat saat melihat tempat itu yang saat ini sudah menjadi bangunan bangunan tinggi yang tidak kami kenali siapa pemiliknya.
Kami memang bagian dari sebuah generasi yang disebut Gen-z namun karna daerah kami berada di pelosok dan jauh dari kota sehingga kehidupan kami sama seperti anak-anak milenial pada umumnya yang jauh dari bayang-bayang teknologi, permainan tradisional yang kami lakukan, dan juga beberapa kegiatan-kegiatan adat yang masih sering digelar membuat kami mengenal budaya dan dan juga kebiasaan dari kehidupan kedaerahan kami. Meskipun tidak banyak dari kami yang mengerti bahasa daerah kami setidaknya logat yang kami lanturkan satu sama lain adalah bukti kekayaan bahasa yang ada di bumi kami..
Jika sudah berbicara mengenai kampung halaman,sepertinya tidak keren jika aku tidak menyebutkan namanya juga, ya kota kami dikenal dengan nama TOLI-TOLI. meskipun aku munyebutkan kota tapi Tolitoli sendiri adalah sebuah daerah Kabupaten Tolitoli adalah salah satu kabupaten di provinsi Sulawesi Tengah , Indonesia. Ibu kota kabupaten ini terletak di Kecamatan Baolan . Kabupaten ini memiliki luas wilayah 4.079,77 km² dan berpernduduk sebanyak 242.783 jiwa pada akhir 2024
akan kubagikan sebuah lagu yang sering kami senandungkan disana yang berjudul
LUTUNGAN (PATRIOT BAOLAN)
Cipt : Morel Metahang & Jacob Ladwan
LUTUNGAN KABETAN SIMATANG DEI LEOK DONDO
(Lutungan Kabetan Simatang di teluk Dondo)
LAKUAN AMPI TARA ANGGAD DAMPAA OGOAMAS KOMBO TAKUDAN SANJANGAN TATANGGALOSEO
(Lakuan sebelah utara membujur ke Selatan Dampal Ogoamas Kombo, Gunung Takudan, Gunung Sanjangan semuanya menjulang tinggi)
NIUG DAMAG UWE KEKEAN BUTAKU ANAMO SAAKAN NABALRI PATON LIPUKU
(Nyiur, damar, rotan semuanya merupakan kekayaan daerahku)
DEI SASIK DONGNAMO
(Di laut biarlah mayatku berapungan)
DEI GUMPUN TENGGEAMANMO
(Di hutan biarlah tulang belulangku berserakan)
DENGITU AKU MAU INGGA KOLOBONG
(Biarlah nisanku tidak bernama)
LOMBUT OMPASKU BATU LUNANKU
(Lumut menjadi tikarku, batu menjadi bantalku)
DONGNAMO DONGNAMO
(Biarlah biarlah)
SABAB BUTAKU
(Demi daerah dan tanah airku).
DAN UNTUK KALIAN YANG PENASARAN MENGENAI NADANYA SILAHKAN KLIK LINK BERIKUT : LUTUNGAN (PATRIOT BAOLAN)

Ada satu cerita kala itu disaat sedang turun hujan deras dan aku baru saja pulang dari sekolahku yang bernama SD NEGERI 2 Nalu,karena biasanya aku selalu dijemput ketika pulang sekolah aku berinisiatif untuk mencoba berjalan kaki saja karna kulihat saat itu keadaan sedang tidak bersahabat angin serta air yang turun derasnya lalu aku berjalan ingin pulang karena sekolahku di Nopi yang jaraknya beda satu desa dengan Nalu, aku singgah di depan rumah yang berwarna hijau,karna hujan semakin derasnya aku tidak mau melanjutkan perjalananku sebab waktu itu gemuruh bergelegar disana sini,aku seorang anak SD kelas 3 menekuk lutut bersandar di depan gebang mengharap hujan akan cepat berhenti. mungkin terlihat sangat kasihan pemilik rumahpun mempersilahkan aku untuk masuk kedalam rumahnya, mereka yang tidak aku kenal memberikan makan dan juga baju untuk kupakai karena seragam sekolahku sudah basah, ada rasa terharu walaupun mereka tidak mengenalku tapi mereka menjamu dan juga memberikan kehangatan keluarga di saat hujan deras yang dingin itu, mereka bertanya dimana rumahku dan juga siapa namaku, walaupun tak kuingat lagi wajah mereka serta namanya namun aku sangat berterima kasih dari lubuk hatiku yang paling dalam,sembari menunggu hujan reda kami bercerita dan bersenda gurau saat itu , aku seorang anak yang asing dan bukan juga bagian dari keluarga mereka tapi mereka memperlakukanku seperti saudara, rasa itu terus kukenang hingga saat ini, mungkin mereka sudah lupa kalau dahulu ada kejadian seperti itu, namun dalam hatiku kisah itu akan selalu kukenang dan juga kubingkai tepat di dinding hatiku
Hujan juga merupakan salah satu agenda yang paling aku nantikan kala itu,ketika hujan turun aku selalu bermain kesana kemari bernyanyi ,menari bahkan menangis, sampai saat ini hujan adalah sahabat terbaikku untuk melepas segala keinginan duniawi yang begitu banyaknya ada saat dimana aku berlatih untuk bisa salto di tengah derasnya hujan , skill yang kudapatkan hanya untuk ku pamerkan pada teman sd ku saat itu. diatas dahan pohon berbaring menikmati hujan sembari memimpikan hal hal besar di fikiranku, beberapa rancangan masa depan sudah terolah dengan baik tentang bagaimana kelak aku akan menjadi seorang penyanyi terkenal, seorang pebisnis handal, bahkan pejabat terkenal saat itu sudah pernah kuimajinasikan dalam pikiranku, aku sangat merindukan masa itu dan ingin sekali rasanya pergi kesana ,kuingat saat itu aku menjadi seorang pemimpi handal yang merancang masa depan di tubuh anak kecil yang baru berusia sekitar 11 tahun, yang dahulu tak pernah kupikirkan bagaimana jalan yang harus kutempuh untuk mewujudkannya masa dimana aku belum menjadi diriku yang saat ini mungkin jika diberi kesempatan sekali lagi aku akan mengubah semuanya menjadikan rancangan-rancangan mimpi itu sebagai cetak biru dalam menempuh kesuksesan ,sayangnya yang kupilih saat ini adalah jalan yang harus mau tak mau ku tapaki tak bisa berbalik arah dan terlalu jauh pergi darinya

Satu lagi agenda harian yang sering kami lakukan dimasa kecil itu adalah "Mandi Laut". seperti namanya mandi laut sendiri adalah kegiatan mandi,berenang,bermain dan juga bercanda dan tawa di dalam air laut yang masuk kedalam empang di belakang rumah kami, pada saat-saat tertentu ketika bulan baru dimana air laut akan pasang entah itu disore hari atau pagi hari, air terusan dari laut yang masuk menuju muara kemudian mengalir mengisi empang empang yang sudah tidak lagi digunakan adalah tempat bermain kami setiap hari, untuk anak desa seperti kami kolam renang adalah satu hal yang mewah dan bahkan tidak ada dari seorang wargapun yang memilikinya.empang sendiri sudah menjadi kolam impian kami yang sangat terjangkau untuk mengaksesnya di situlah aku mulai belajar berenang, satu skill yang kudapatkan sejak kecil tanpa harus mengikuti kursus dan yang lainnya. kadang kami mengadakan agenda untuk mencari tude, ketika air sedang surut , dan orang orang dewasa akan mencari udang untuk dijual. empang adalah tempat dimana banyak kisah terjalin entah itu kisah seram dan lainnya, cerita rakyat yang menjalar masih sering terdengar .kentalnya kepercayaan adat setempat membuat hidup kami semakin lambat untuk di modernisasi.sampai pada puncaknya aku meninggalkan kampung halamanku untuk menimba ilmu di pulau tetangga, sampai saat ini aku di perantauan jauh darinya rumah yang sangat aku ridukan dan banyak yang sudah berubah dari lingkungannya, membuat rasa yang sangat ini perlahan menjadi bom waktu ,cepat atau lambat akan meledak banyaknya rindu yang berserak. Sudah hampir menetes rasanya tangisku ketika kudengar seorang yang sangat kusayangi pergi meninggalkan kami selamanya, ya kakekku yang bernama Moh Amin meninggal dunia karena sakit yang dideritanya dan sayangnya saat itu aku tidak bisa berada disampingnya, aku tengah menempuh jenjang pendidikan SMA di Kalimantan timur tempat keluarga ibuku, kabar yang datang membuat seisi rumah bersedih dan aku pun begitu. tapi apalah daya tuhan mengambil apa yang dia ingin ambil, semoga saja kakekku menjadi salah satu orang yang beruntung bisa bersama tuhan disisi terbaiknya.
tak terhitung banyaknya rindu yang saat ini aku ingin sampaikan, namun akan selalu kujaga kenangan itu sampai kapanpun.
Comments (0)