“Kalau nanti malam hujan, aku nggak akan ngajak kamu kencan ya!”, ucap Adi dalam suatu percakapan di telepon.
“Iya sayang, enggak apa-apa kok”, balas Rani, sang kekasih hati.
Ternyata malam tersebut hujan tidak turun. Dengan penuh harap, Rani menunggu Adi datang ke rumahnya. Namun sayang, lelaki tampan itu tak kunjung datang juga. Dengan wajah masam, Rani pun menelepon Adi:
“Sayang, malam ini kan enggak hujan. Kok kamu gak ngajak aku kencan?”
“Lho, aku kan gak janjiin kamu apa-apa kalau malam ini gak hujan”, balas Adi dengan nada ngeyel.
Jika kamu berada pada posisi Rani, mungkin saja kamu akan kesal dengan pernyataan yang Adi lontarkan, dan seketika melabeli dia lelaki kardus. Tapi menurut logika matematika, apa yang Adi ucapkan ini sudah sangat logis, kok!
Kalimat “Kalau nanti malam hujan, aku nggak akan ngajak kamu kencan” tidak mengatakan apapun tentang apa yang akan terjadi jika nanti malam tidak hujan. Jadi tidak masalah jika Adi tidak mengajak Rani kencan meski langit malam kala itu cerah. Jika Rani dapat mengerti bahwa yang Adi sampaikan itu sudah logis, maka dia tidak akan langsung merasa kesal dengan pernyataannya tersebut. Dengan demikian, logika matematika dapat membantu kita agar terhindar dari keretakkan hubungan asmara, eh, canda, dapat menghindarkan kita dari kesalahan penalaran, sebab tanpa kita sadari, banyak sekali kesalahan penalaran dalam kehidupan sehari-hari.
Contoh lainnya seperti ini:
Kita simak kembali cerita Adi dan Rani ….
Pada pekan berikutnya, Adi akhirnya mengajak Rani pergi berkencan. Mereka kemudian membeli makanan dan menyantapnya berdua di kursi taman. Sialnya, mereka tidak melihat ada tanda “DILARANG MAKAN DAN MINUM” di taman itu. Penjaga taman pun datang menegur mereka berdua,
“Maaf dek, di taman ini dilarang makan dan minum”, ucap penjaga taman sembari mengusap-ngusap kumisnya.
“Tapi kan pak, kami hanya makan saja, tidak disertai minum. Yang dilarang di sini adalah makan DAN minum, kalau makan saja ATAU minum saja berarti tidak dilarang, kan?”, balas Adi yang sedang asyik merangkai logikanya.
Penjaga taman pun terdiam menatap langit malam.
Setelah lama dipikirkan, akhirnya Ia memahami apa yang Adi katakan dan membiarkan mereka berdua menyantap kembali makanannya.
Adi dan Rani pun hidup bahagia selamanya.
Kita barangkali sering menemukan tanda larangan yang bertuliskan DILARANG MAKAN DAN MINUM, padahal kalimat tersebut tidak tepat. Apakah ada orang yang makan dan minum secara bersamaan? Rasanya tidak mungkin, kan? Oleh karena itu, kalimat larangan yang benar adalah DILARANG MAKAN ATAU MINUM. Dengan begini, baik orang yang makan saja atau minum saja atau melakukan keduanya akan dikenai hukuman.
Logika merupakan proses membangun argumen dengan deduksi yang cermat. Dengan berlogika, kita dapat berpikir kritis, cermat, dan objektif dalam menentukan suatu kesimpulan. Jika logika matematika diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, kita akan terhindar dari kesalahan penalaran yang menuntun kita ke jalan yang sesat. See, betapa pentingnya logika matematika itu?


Comments (0)