Ini kisah nyata almarhum sahabat saya. Semoga Allah mengampuni segala dosa dan menerima amal ibadahnya. Amin ya Allah yaa Rabbal Alamin.

Langsung kita mulai saja.

Kita dipertemukan dalam 1 tim yang sebelumnya tidak saling mengenal, beliau adalah anggota tim di bawah saya sebagai videografer dan saya kepala bagiannya, karena obrolan kami nyambung, satu almet, dan usia anak pertama kami berdekatan jadi kita bersahabat sangat baik.

Kisahnya dimulai ketika dia cerita ke saya secara pribadi sering merasa pusing sampai padangan kabur dan juga pipisnya mengeluarkan darah tapi dia gak mau cerita ke istrinya, sayapun komit dengan rahasia itu walau khawatir dan sering memberi nasihat agar tetap memberitahu istrinya; "gak mau repotin istri gw, udah riweuh banget ngurusin anak gw sendirian di rumah, kesian".

Hal yang paling saya ingat adalah dia bercerita bahwa selama masa kuliah, dia hampir gak pernah minum air putih, selalu minum soda Big Cola, haus dikit minum itu, habis makan minum itu, lagi nugas minum itu, maen game minum itu, rokok-an juga minum itu. Selama 4 tahun nyaris tidak pernah minum air mineral kecuali sehabis makan di warung.

Kok bisa? Ya, dia cerita kalau dia ngontrak satu rumah bersama 4 kawan sejurusannya, dan salahsatu temannya gamers/atlet esport tiap bulan dikirimi sekian krat Big Cola sebagai sponsor, jadi ruang tamu kontrakan penuh sama barang ini.

Langsung ke gejala dari pengalaman sahabat saya. Bisa jadi berbeda dengan oranglain;

Dimulai dari pipis berdarah tadi, akhirnya ketahuan juga ketika istrinya menemukan bercak pipis bercampur darah di toilet duduknya, sahabat saya terpaksa mengaku dan dari situ dia sering hilang kesadaran secara tiba-tiba.

Selanjutnya periksa ke dokter, hasil LFG-nya sekian (saya lupa) divonis sudah stadium berat, disarankan untuk mengonsumsi makanan dengan porsi karbo, protein, dan air mineral ditakar dalam seharinya (saya lupa juga berapa takarannya), gejala selanjutnya dia kena vonis pembengkakan jantung makanya dia merasa sakit di bagian dada, selain itu dia diberikan resep untuk obat pelapis selaput otak, mengantisipasi terkena gejala lanjutan kata dokter.

Setahun setelah divonis akhirnya opsi terakhir yang ditakutkan muncul juga, dia diharuskan untuk cuci darah secara rutin.

Namun yang menjadi berat adalah dikala dia diwajibkan rutin cuci darah, saat itu pula covid omicron merajalela, parahnya dia terkena covid juga.

Comments (0)

Subscribe Here

Popular Posts