Saya baru saja makan di warung model seperti itu dan— karena takjub— berusaha memahami model bisnisnya.

Jadi beberapa hari lalu antar anak cari kos di sekitar Undip Semarang. Mencoba jadi orang tua baik, tentu saja, kami coba menu anak kos di sana. Kami makan di warung ayam geprek, yang paketnya berisi es teh dan nasi sepuasnya.

Sambil makan, saya lihat daftar harga yang ditempel di tembok, dan bilang sama istri saya. "Bayarnya nanti 36 rebu," kata saya.

Istri saya hanya bertanya, "Satu orang?"

"Tiga orang."

"Tiga orang?"

Ya, di warung ini, ayam geprek+es teh+nasi sepuasnya, cuma Rp 12 ribu. Padahal ukuran ayamnya sedang, tidak termasuk kecil. Cabainya juga banyak dan enak.

Dengan harga seperti itu, tentu saja, warungnya rame. Lihat saja di foto dari gugel itu, sampai ada tukang parkirnya. Ini salah satu indikator kalau warungnya laris.

Nah, bagaimana mereka bisa membuat harga Rp 12 ribu untuk paket ayam geprek+es teh+nasi sepuasnya. Ini yang mereka lakukan:

Hanya ada satu menu. Ayam geprek dan es teh. Tak ada ayam bukan geprek, tak ada minum yang bukan es teh. Penyederhanaan menu berarti:

  1. Tak perlu pegawai khusus untuk bikin minum. Berarti setidaknya, kebutuhan satu karyawan sudah berkurang.
  2. Tak perlu koki khusus untuk berbagai jenis masakan. Satu karyawan lagi berkurang.
  3. Biaya gas berkurang karena hanya masak satu jenis.

Bukan beras mahal. Pembeli memang ambil sendiri nasinya dan sepuasnya. Hal ini dikompensasi dengan harga beras yang digunakan, bukan yang termahal.

Rasanya ayam gepreknya oke. Ayam gepreknya rasanya oke, enak, dan ukurannya bukan paling kecil. Hal ini setidaknya membuat para mahasiswa menjadi pelanggan.

Sambelnya dadakan. Mungkin warungnya akan lebih hemat lagi, dan mengurangi pegawai, jika sambelnya dibuat dalam jumlah banyak sekaligus. Tapi sambal dadakan ini memberi kesan baik bagi pengunjung, bahwa meski murah, makanannya dibuat dengan "serius".

Main di volume. Dengan harga miring, dijamin kenyang karena nasi sepuasnya, rasa oke, dan ditambah sambal dadakan seperti itu, warungnya jadi favorit anak kos. Warung laris ini akan membuat mereka bisa minta rabat saat kulakan ayam, terigus, cabai, atau bumbu-bumbu lain.

Itu kira-kira yang terbayang di otak, saat makan di warung ini.

Comments (0)

Subscribe Here

Popular Posts