Mengapa orang Indonesia tetap ogah beli apartemen, walaupun harga rumah tapak udah makin gak terjangkau?
Saya jawab berdasarkan pengalaman saya tinggal di apartemen selama 1 bulan. Memang hanya waktu yang singkat, namun dalam waktu yang singkat itu saya sudah mengambil keputusan bahwa saya tidak cocok tinggal di apartemen. Saya tinggal di apartemen karena terpaksa harus menginap setelah melahirkan anak prematur di luar kota dan kebetulan apartemen ini dekat dengan RS tempat anak saya dirawat, jadi memudahkan saya dalam mengantar ASI untuk anak saya dan wira-wiri menjenguk anak saya.
Gambar dari Google
Tinggal di apartemen itu ada beberapa plus dan minusnya. Plusnya itu kalau ada keluhan tinggal telepon dan beres. Saat itu pernah air panas di unit saya tidak menyala, telepon ke resepsionis dan tak lama teknisi datang. Keuntungan lainnya tinggal di apartemen adalah bebas tikus. Bagi kalian yang takut dan benci sama tikus seperti saya mungkin akan senang tinggal di kawasan yang bersih dan bebas dari tikus. Bagi kalian kaum introvert dan nggak suka sama tetangga julid, tinggal di apartemen menjadi pilihan yang tepat karena ya semua tidak akan peduli dengan apa yang terjadi pada unit yang lainnya.
Tapi dari segala kelebihannya ada beberapa alasan yang memperkuat kenapa saya ogah tinggal di apartemen (lagi):
- Biaya listrik, air serta tagihan utilitas lainnya yang dikeluarkan saat tinggal di apartemen akan jauh lebih besar daripada tinggal di rumah tapak. Saya yang tinggal hanya 1 bulan saja sudah merasakan pengeluaran listrik yang lebih besar daripada saat saya tinggal di rumah tapak.
- Berisik sedikit akan terdengar oleh tetangga karena saling berdempet satu sama lain.
- Order makanan, terima paket dll akan membutuhkan effort lebih harus turun lewat lift yang ngantrinya juga lama.
- Memasak di apartemen dengan tipe studio walaupun terdapat exhaust tetap saja masih meninggalkan bau di seluruh ruangan, bayangkan apalagi saat memasak makanan pedas bisa semerbak se-ruangan dan bersin-bersin barengan.
- Belum lagi kalau ada bencana yang mengharuskan turun lewat tangga darurat, untuk orang dengan energi terbatas seperti saya pasti akan kesusahan turun tangga darurat, terutama yang berada pada lantai-lantai atas.
- Legalitas kepemilikan apartemen itu dinamakan “Strata Title” yang mirip dengan HGB. Sehingga pada jangka waktu tertentu akan dilakukan perpanjangan dan tentunya ini akan membutuhkan biaya perpanjangan berbeda dengan kepemilikan SHM pada rumah tapak.
Itulah beberapa alasan saya pribadi lebih memilih tinggal di rumah tapak yang harganya tidak terjangkau daripada di apartemen.


Comments (0)