Orang pintar itu tidak punya tempat di Indonesia.

Ambil contoh saja om Deddy Corbuzier.

Awal beliau terjun ke dunia YouTube kan suka buat video mengedukasi, dan penontonnya dia panggil dengan sebutan "smart people".

Kemudian pindah haluan jadi tukang podcast.

Awal-awal beliau nge-podcast sebenarnya bintang tamunya masih oke. Beberapa politikus dan orang-orang berkredibilitas tinggi diundang untuk berbincang-bincang dengan om Deddy.

Kemudian makin lama tamu yang diundang makin tidak berfaedah, sehingga akhirnya saya berhenti total nonton podcastnya.

Terakhir saya lihat sih podcast nya sekarang sudah jadi tempat bincang-bincang gosip yah, itu pun saya lihat karena disaranin sama algoritma tiktok dan reels.


Om Deddy saja sadar, bahwa orang pintar itu tidak punya tempat di Indonesia.

Makanya saya yakin, itu alasan beliau segera pindah haluan ke konten tidak berfaedah seperti gosip, karena mayoritas orang Indonesia sukanya konten seperti itu.

Untuk konten yang mengedukasi, om Deddy tinggal nyuruh saja konten kreator yang berada di bawah naungan Close The Door.


Jadi, bagaimana caranya untuk meminimalisir terjadinya Brain Drain di Indonesia?

Make smart people look cool again.

.

Manusia itu bergerak menuju ke mana insentif itu diberikan.

Kalau insentif berupa duit, kuasa, dan ketenaran itu diberikan kepada orang-orang bodoh, ya semua orang akan berlomba-lomba menjadi orang bodoh.

.

Lihat saja berapa banyak orang yang jadi terkenal karena hal—hal tidak berfaedah yang mereka lakukan.

Joget sadbor lah, joget pargoy lah, joget papi chulo lah.

Ketenaran mereka pun semakin teramplifikasi ketika mereka diundang ke acara-acara televisi, dan ke podcast-podcast orang seleb terkenal lainnya.

Akhirnya, semua orang berbondong-bondong untuk melakukan hal-hal tidak berfaedah.

.

Sedangkan orang-orang pintar di negeri ini yang berniat mengedukasi melalui konten mereka, hanya mendapatkan secuil insentif yang saya sebutkan di atas, karena target pasar mereka memang kecil.

Bahkan jika konten edukasi mereka menyinggung pemerintahan, mereka malah diserang balik oleh pemerintah menggunakan buzzer-buzzer yang pemerintah bayar menggunakan uang dari pajak kamu dan saya!


Brain Drain di Indonesia tidak terelakkan.

Di Indonesia, orang pintar itu tidak ada harga dirinya.

Malahan, pemerintah dengan sengaja membuat rakyat tetap bodoh, agar mudah dimanipulasi.

Comments (0)

Subscribe Here

Popular Posts